Kamis, 12 Maret 2015

Review KaVe, Pacaran atau Nikah Muda?

Assalamualaikum..  
   Alhamdulillah KaVe (Kajian Veteriner) pertama JMV ditahun 2015 telah berhasil dilaksanakan di Gazebo baru pada hari rabu 11 Maret 2015 yang dimulai pada pukul 16.30-17.40 dengan pembicara ustadz Marenda Darwis yang datang langsung dari kota Kediri. Untuk bahasan kali ini kami mengangkat tema Pacaran atau Nikah Muda? langsung saja berikut ini review dari KaVe kemarin
      Cinta itu suci dan anugrah dari Allah Swt, jatuh cinta kepada seseorang adalah anugerah dan tidak berdosa tetapi kita harus bisa menyikapinya dengan benar, jangan sampai kita salah menyikapi jatuh cinta menjadi jatuh nafsu. Kebanyakan saat ini peristiwa inilah yang terjadi: PDKT-Tembak-Jadian-Pacaran-Putus-Cari lagi-Gak laku-Bunuh diri?, hal yang tidak baik dilakukan karena pacaran sebelum nikah membuat cinta tidak lagi suci dan banyak menimbulkan dosa. Janganlah kita berpikir kalau tidak mendekati wanita/pria berarti kita tidak akan mendapatkan jodoh. sesungguhnya jodoh kita adalah cerminan kita sendiri Laki-laki baik adalah untuk perempuan baik juga sebaliknya, dan laki-laki yang tidak baik untuk perempuan yang tidak baik pula juga sebaliknya, yakinlah jodoh itu sudah ada Allah yang mengatur, kita tidak perlu khawatir.
      Terus bagaimana menyikapi perasaan jatuh cinta yang benar?. Cukuplah kita untuk mencintainya saja tanpa menindak lanjuti dan berujung dengan pacaran sebelum nikah, insyaAllah hal yang baik untuk menyikapi perasaan cinta yaitu: 1. Tabunglah cinta tersebut, 2. Per-sholeh/sholehah diri kita, 3. Prestasikan diri. Kemudian halalkan lah dengan ijab kabul (pernikahan). Berbeda dengan pacaran sebelum nikah, pacaran setelah nikah sangat Allah senangi dan  bahkan berpahala, suami istri yang saling bersentuhan tangan dosa-dosanya pun akan gugur dan berjatuhan.
      Orang yang pacaran sebelum menikah tidak akan merasakan hal-hal yang istimewa setelah menikah, perasaan jatuh cinta-nya biasa-biasa saja karena mereka telah melakukan banyak hal saat pacaran, misalkan makan bersama, jalan-jalan bersama, saling berpegangan tangan semua hal tersebut bukanlah yang pertama kali bagi mereka karena mereka sudah sering melakukannya sebelumnya saat pacaran, jadi bisa dibilang tidak ada 'greget-nya' ketika menikah karena sudah sering melakukannya, bahkan bisa dilanda rasa bosan karena sudah terlalu sering melakukannya. Sedangkan orang yang menikah tanpa melakukan pacaran sebelumnya, inshaAllah akan merasakan arti cinta yang sesungguhnya. Wallahualam bishawab.
     Berikut ada suatu kisah, suatu hari Salman Al Farisi seseorang yang ketaqwaan-nya kepada Allah sangat luar biasa bagus bahkan banyak orang yang mengakuinya, beliau sedang merasakan jatuh cinta kepada seorang perempuan yang sangat sholehah dan ingin melamar pujaan hatinya tersebut, beliau pun mengajak temannya Abu Darda untuk mengantarnya melamar perempuan tersebut untuk menjadi saksi pelamarannya. Sesampainya dirumah si perempuan, Salman Al Farisi pun membicarakannya dengan kedua orang tua perempuan tersebut, kedua orang tua itu pun membicarakan dengan putrinya tersebut, tetapi si perempuan berkata seperti berikut. " Bapak.., ibu.. Demi Allah orang yang saya cintai adalah Abu Darda", mendengar kata tersebut Salman Al Farisi
pun hanya tersenyum dan berkata kepada Abu Darda "Wahai sahabatku Abu Darda biarlah perempuan itu menjadi istri-mu dan aku akan bersedia menjadi saksi pelamaranmu disini". Salman Al Farisi mungkin merasakan sakit hati namun hal tersebut bukanlah masalah yang dapat membuat dirinya terpuruk ataupun bermusuhan dengan Abu Darda, karena kecintaan Salman Al Farisi kepada Allah jauh lebih tinggi daripada kepada perempuan itu. Dari kisah tersebut kita dapat mengambil hikmah cintai-lah Allah dengan sangat mencintainya, karena cinta kepada Allah akan membuat hati tenang dan jauh dari rasa iri, dengki, sakit hati ataupun sedih hati, inshaAllah.
     KaVe yang diisi oleh ustadz Darwis tersebut banyak dihadiri oleh mahasiswa yaitu sekitar 50 orang, acara-nya berjalan dengan lancar dan berakhir sesaat sebelum adzan maghrib. Mungkin hanya itu sedikit review dari saya selaku editor, mohon maaf bila ada kesalahan. Wassalamualaikum.
Editor: Mio JMV


Tidak ada komentar:

Posting Komentar