Senin, 14 Maret 2016

Kisah Menginspirasi


“Sebagian besar Alquran berisi kisah. Sebagian besar kisahnya adalah kisah para Nabi. Kisah para Nabi itu bukan ketika mereka telah menua, namun sungguh ceritera itu ditulis indah dalam Quran ketika mereka remaja.”

Kata siapa Alquran memiliki 6666 ayat? Sejatinya jika kita mau menghitungnya, maka akan kita temukan Ayat Alquran berjumlah 6236 ayat, keseluruhannya adalah petunjuk hebat nan paripurna yang mengantar manusia dari tak tahu menahu sampai menjadi soko guru. Adapun mengapa ada yang mengatakannya 6666 ayat, hal itu dilandasi dari kalimat cerdas yang terucap lihai yang diriwayatkan Said Jubair bin Abbas, dari Ulama besar Ibnu Abbas radhiallahu anhu, ketika beliau berkata, “Alquran ini, 6000 ayatnya adalah kisah, 600 ayatnya berupa tanda kebesaran Allah, 60 ayatnya adalah aturan muamalah, sedangkan 6 ayatnya adalah berisi hukum-hukum hudud.” Namun kuncinya, tidak mesti satu ayat mengandung satu makna bukan? Kadang satu ayat begitu kaya mengandung kisah, muamalah juga hudud. Seperti itulah Alquran, kaya!.
Namun sahabat, tulisan ini akan menggambarkan pelita yang belum terungkap, hati kita begitu berdebar dan agaknya takjub bahwa Alquran yang setiap hari kita baca ini didominasi isinya dengan kisah, kisah, lalu kisah, kemudian kisah lagi, hingga hampir dua pertiga isi Alquran adalah kisah dan sejarah.
Memukau!
Sebenarnya kisah-kisah di Alquran bicara tentang siapa? Tentang apa? SubhanAllah, ternyata sebagian besar kisah dalam quran ini adalah cerita pemuda tangguh yang mengemban tugas memperbaiki dunia, dan di satu sisinya, mengisahkan pemuda ringkih dan rapuh, jangankan membela Islam, mereka malah menyumpah serapah risalah. Inilah remaja dan pemuda yang terukir indah sekaligus pedih dalam Alquran,

Habil Yang Giat Berkarya, Qabil yang Malas Bekerja.

Allah rekamkan jejaknya hingga hari ini kita dapat mengambil hikmah sejarah darinya.
Inilah kisah remaja perdana di wajah bumi, dalam indahnya untaian Qur’ani:

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam -Habil dan Qabil- menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua -Habil- dan tidak diterima dari yang lain –Qabil-. Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.”
Maka hawa nafsu Kabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.
(Al-Ma’idah : 27-31)

Habil bekerja giat, optimistis dan tak setengah-setengah dalam berjuang, maka Allah mencintai remaja tipe yang seperti ini. Remaja yang punya orientasi melaksanakan yang terbaik dan berkontribusi yang terbaik akan dicintai lingkungannya, dihormati orang-orang di sekelilingnya dan diberi penghargaan dari Allah atas jerih payahnya. Habil, beliaulah inspirasi remaja yang tak setengah-setengah berkontribusi,
Qabil, lihatlah dia, sudah pendengki, pemalas, enggan pula berkarya. Habil yang seorang peternak, bersemangat mencari hewan ternak terbaik untuk dipersembahkan pada Tuhannya, Qabil malah beralasan banyak, abai dan tak mau bersusah-susah, maka ia yang bekerja sebagai petani, memilih hasil panen yang sudah jelek, busuk, yang aromanya sudah memuakkan seakan tak punya harga. Remaja dengan tipe seperti ini, jangankan cinta Tuhan, cinta wanita pun sepertinya tak bisa diraihnya.

Kan’an si Remaja Pemberontak.

Beginilah Alquran menceritakan dengan singkat namun memikat,

surat Hud ayat 42 hingga 43, “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah ke kapal  bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Lalu Kan’an dengan kedengkiannya menjawab ketus, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”

Itulah nasib keangkuhan, merasa menang, akhirnya menjadi pecundang.

Ismail, Remaja dengan Aqidah Paling Mantap.

kisahnya sungguh berhikmah, beginilah Alquran melukiskannya:

“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya), nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat, ayat 102 sampai 107)

“Seorang pemuda yang mempersembahkan nilai-nilai pengorbanan dan pembelaan dengan gambaran yang sangat indah dan menakjubkan”, tulis Syaikh Muhammad Said Hawwa dalam bukunya ‘Shina’ah Asy-Syabaab’ “Hal ini berbekas pada keimanan yang sempurna, sehingga dia mempersembahkan dirinya untuk disembelih. Apakah ada buah keimanan dan pengorbanan yang melebihi ini? Dialah pemuda yang bernama Ismail, yang berjiwa muda yang bertaqwa dan suci.”

Satu catatan penting yang mesti kita petakan dengan benar. Kan’an anak nabi, Ismail juga anak nabi, namun apa yang membedakannya? Kedua remaja ini hidup dalam gaya yang berbeda. Kan’an mengikuti hawa nafsu, sedangkan Ismail mengikuti kemauan risalah. Kan’an menjadikan angkuh sebagai prinsip utamanya, Ismail menjadikan taat menjadi pondasi cara berpikirnya.
Banyak lagi kisah dan inspirasi remaja dalam Alquran yang sangat sayang jika tidak kita ulas dengan seksama. Akan banyak lagi tipe-tipe remaja, masalah dan cara solusinya yang tertuang menakjubkan dalam Alquran, seperti kisah remaja Nabi Yusuf, inspirasi hikmah Nabi Yahya muda, dan yang paling fenomenal adalah Ashabul Kahfi. Semoga di lain kesempatan bisa kita ulas bersama, hingga hati makin hidup, hikmah makin terkumpul, dan keyakinan pada Alquran makinlah berjaya.

Untuk memudahkan kita menjelajah hikmah ini, ayat-ayat ini recommended untuk kita selami samudera hikmahnya; “Sebagian besar Alquran berisi kisah. Sebagian besar kisahnya adalah kisah para Nabi. Kisah para Nabi itu bukan ketika mereka telah menua, namun sungguh cerita itu ditulis indah dalam Quran ketika mereka remaja”

Ibrahim muda, mengajak bangsanya berlogika untuk menemukan keesaan Tuhan (Al-Anbiya ayat 60)

Yahya muda, semenjak kecil telah dikaruniai hikmah dan kebijaksanaan. (Maryam ayat 15)

Nabi Yusuf menjadi pejuang kebenaran semenjak mudanya (Yusuf ayat 22)

Ismail muda, begitu hebat meyakini perintah Allah dan taat pada ketentuan-Nya (Ash-Shaffat ayat 102-107)

Pemuda Ashabul Kahfi, legenda remaja yang mempertahankan Aqidah (Al-Kahfi : 13-15)

Inspirasi Pemuda Dai di Kisah Ashabul Ukhdud (Al-Buruj)

Sumber : dakwatuna.com
#JMVFKHUNARI2016
#CerdasDekatBermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar